Sarapan setiap hari berperan penting bagi kemampuan fisik dan kesehatan tubuh. Pasalnya, sarapan dapat membekali tubuh dengan zat gizi dan nutrisi yang diperlukan tubuh. Terhindarnya perut dari keroncongan akan mengawali hari penuh semangat. Aktivitas kerja pun tak mudah terganggu.
"Membiasakan sarapan bergizi dan tepat waktu penting dilakukan, terutama bagi anak usia sekolah. Fungsinya untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak," ucap Ketua Umum PDGMI, Dr. Rachmi Untoro, MPH pada acara Deklarasi Pekan Sarapan Nasional & Simposium Nasional Sarapan Sehat yang diadakan 8 Januari 2013.
Ironisnya, review dari berbagai kajian di Indonesia menunjukkan 16,9 hingga 59 persen anak sekolah dan remaja, serta 31,2 persen orang dewasa tidak terbiasa dengan sarapan. Sementara berdasarkan analisis data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010, 44,6 persen anak usia sekolah mengkonsumsi sarapan berkualitas rendah (di bawah 15 persen kecukupan gizi harian).
Sarapan sehat adalah sarapan yang dilakukan setiap hari sebelum pukul 9 pagi. Santapan ini juga harus memenuhi 15 hingga 30 persen kebutuhan gizi harian.
"Sebagai organisasi pakar dan profesi gizi dan pangan, kami merasa tergerak untuk melakukan upaya agar masyarakat Indonesia mengerti pentingnya melakukan sarapan dan dapat menjadi kebiasaan terutama pada anak dan remaja," ujar Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS.
Ia juga menambahkan, apabila kebiasaan sarapan tidak ditanamkan sejak dini, maka akan berdampak buruk pada kualitas generasi penerus bangsa.
"Kami sepakat perlunya dicanangkan Pekan Saran Nasional untuk mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya selalu memulai hari dengan sarapan, yang berarti juga turut mensukseskan program pemerintah," ucap Ketua Umum PERSAGI, DR. Minarto, MPS yang ditemui di acara yang sama.
"Pekan Sarapan Nasional diharapkan dapat menjadi momentum berkala setiap tahun untuk selalu mengingatkan dan mendorong masyarakat agar melakukan sarapan sehat dalam rangka turut mewujudkan Gizi Seimbang," ujar Agung Laksono, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. (eh)
"Membiasakan sarapan bergizi dan tepat waktu penting dilakukan, terutama bagi anak usia sekolah. Fungsinya untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak," ucap Ketua Umum PDGMI, Dr. Rachmi Untoro, MPH pada acara Deklarasi Pekan Sarapan Nasional & Simposium Nasional Sarapan Sehat yang diadakan 8 Januari 2013.
Ironisnya, review dari berbagai kajian di Indonesia menunjukkan 16,9 hingga 59 persen anak sekolah dan remaja, serta 31,2 persen orang dewasa tidak terbiasa dengan sarapan. Sementara berdasarkan analisis data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010, 44,6 persen anak usia sekolah mengkonsumsi sarapan berkualitas rendah (di bawah 15 persen kecukupan gizi harian).
Sarapan sehat adalah sarapan yang dilakukan setiap hari sebelum pukul 9 pagi. Santapan ini juga harus memenuhi 15 hingga 30 persen kebutuhan gizi harian.
"Sebagai organisasi pakar dan profesi gizi dan pangan, kami merasa tergerak untuk melakukan upaya agar masyarakat Indonesia mengerti pentingnya melakukan sarapan dan dapat menjadi kebiasaan terutama pada anak dan remaja," ujar Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS.
Ia juga menambahkan, apabila kebiasaan sarapan tidak ditanamkan sejak dini, maka akan berdampak buruk pada kualitas generasi penerus bangsa.
"Kami sepakat perlunya dicanangkan Pekan Saran Nasional untuk mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya selalu memulai hari dengan sarapan, yang berarti juga turut mensukseskan program pemerintah," ucap Ketua Umum PERSAGI, DR. Minarto, MPS yang ditemui di acara yang sama.
"Pekan Sarapan Nasional diharapkan dapat menjadi momentum berkala setiap tahun untuk selalu mengingatkan dan mendorong masyarakat agar melakukan sarapan sehat dalam rangka turut mewujudkan Gizi Seimbang," ujar Agung Laksono, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar